Senin, 14 November 2016

WWL Story Part 2 DAY 1 at Home Vs Biskuit Kentang

Kalau Zhafran sudah bisa ngomong mungkin tatapan yang dia berikan kepada saya adalah seperti ini:

"Mi, mami tau Pisau gak? Mami tau hati aku tercabik-cabik karena mami sudah gak kasih aku nenen mi?"

Whuaaahhhhhhhhh :'( :'( :'(
DRAMA is just begin!

Yahhh..walaupun sebelumnya saya sempat cerita, saat Zhafran di rumah eyang dia fine fine saja. Tanpa nenen maminya siang atau malam pun ya adem ayem tanpa kerewelan yang dramatis memang di sana.
Tapiiii.......
Kondisi ini tidak berlaku ketika kami sudah kembali ke rumah kami lagi!
Nangis-nangis, tantrum, sampai cakaran-cakaran dari kuku kecilnya pun harus saya dan papinya terima semenjak kami pulang ke rumah dan melewati masa-masa penyapihan.
(Uhm..ya bahkan sang kakak pun beberapa kali kena pukulan atau tendangan kesal dari Zhafran juga lho :( )

Sebelum saya cerita tentang malam pertama kami pulang ke rumah, sebetulnya tanda-tanda "kerusuhan" ini sudah kelihatan waktu Zhafran sempat di bawa jenguk saya ke Rumah Sakit.

Hari Kamis sore, karena saya belum di izinkan pulang, maka saya meminta suami untuk mengajak anak-anak dan mama saya untuk datang. Kangeeeeen banget rasanya saat itu.

Ketika baru tiba di Rumah Sakit, Zhafran langsung dinaikan ke tempat tidur dan tiduran di samping saya. Ahhhh..senang rasanya melihat senyum lucu malu-malu nan menggemaskan dari jagoan kecil saya itu ketika kami baru bertemu.
Dan, seperti yang sudah kami duga, tidak lama kemudian dia langsung ngusel membuka baju saya. "Ettsss...ade masih kenyang kan baru mimi susu tadi di mobil" kata eyangnya berusaha mencegah Zhafran meminta Asi.
Cukup Berhasil ternyata. Kemudian tidak berapa lama anak ini asik bermain bersama kakaknya di dalam kamar perawatan saya.
Namun, pertahanannya hanya berlangsung beberapa menit saja! Mungkin di tambah faktor kondisi sore itu dia mengantuk, rewel lah dia memaksa untuk naik lagi ke tempat tidur saya demi mendapatkan apa yang tadi dia minta.
Akhirnya, dengan terpaksa papinya mengajak anak-anak untuk berpamitan agar Zhafran tidak semakin rewel di sana :"(

Dan sejak sore itu hingga kami jemput mereka di hari Jum'at sore, kabarnya Zhafran mulai lebih agak galau dan lebih manja.
(Sepertinya dia sudah merasakan ada firasat yang gak enak barangkali :p )

Lalu, DRAMA pun berlanjut di hari Jum'at malam ketika kami sudah di rumah, menjelang waktu Zhafran tidur.
Dia Guling..guling..merengek..rengek hingga tangisan tersedu-sedupun harus kami saksikan hingga akhirnya tertidur sendiri juga *fhiuuuhhh*

Malam itu, yang saya ingat dua kali Zhafran terbangun, dua kali juga di buatkan susu tapi dia tidak mau minum sampai akhirnya (saya lupa jam berapa malam itu), Zhafran dan papinya akhirnya duduk berdua di pinggir tempat tidur dan asik memakan biskuit kentang tengah malam! Hahahahahahahaaha

Saking sang papi sudah kehabisan akal mau alihin pakai apa si Zhafran, sementara kondisi saya masih amat sangat berat untuk bangun. :")

Yaaaa this is it..malam pertama kami di rumah terselamatkan dengan BISKUIT KENTANG! ;)

((NEXT: WWL STORY PART 3 MAMI HARUS GIMANA??))

Weaning With Love (WWL) THE STORY BEGIN

"Tolong..Jangan HAKIMI KEPUTUSAN saya.."

Hari ini memasuki hari ke 6, dan menuju malam ke 4 Ade Zhafran di Sapih.

21 Bulan.
Yaaa belum genap 24 bulan atau 2 tahun memang, dan tidak beda jauh dengan kakak Salsa, bisa dibilang, proses penyapihan Zhafran pun Weaning with Love by Accident.
Sama-sama pas saya harus di rawat inap di Rumah Sakit!

Bedanyaaa...
Dulu jaman nyapih si kakak, ya karena saya hamil si Ade dan harua merasakan fase ngidam yaaang begitu draaamaatis!
Tapi kalau kemarin, saya harus di opname karena terserang Thypoid :(
(Damn it..! Mami jagoan kalah sama Salmonella hiksss)

So, dari Selasa malam tanggal 8 November zhafran yang harus tidur di rumah eyang terpaksa deh jauhan sama "gentong asi" nya. Alhamdulillah, biarpun Zhafran begitu Addictnya sama ASI kalau lagi sama saya, tapi untuk kondisi-kondisi tertentu yang mengharuskan kita berjauhan, dia gak rewel. Jadi selama saya di opname, tidak ada kendala ataupun kerewelan yang menyusahkan eyangnya dalam mengurus Zhafran di waktu tidur malam sekalipun.

Selama di perawatan, dan mengingat penyakit yang sedang saya derita saat ini, serta mempertimbangkan banyak hal bersama sang papi (*tsaahhhh), kami akhirnya memutuskan untuk MENYUDAHI proses pemberian ASI untuk Ade Zhafran sekarang saja :'(

Jangan ditanya perasaan saya, kalau boleh jujur dari hati yang terdalam, berat rasanya akan kehilangan banyak moment intim bersama lelaki kecil saya tersebut. Belum lagi, tiba-tiba masih suka mellow mengingat awal-awal proses kehamilan, melahirkan, dan perjuangan untuk bisa memberikan ASI EKSKLUSIF di 6 bulan pertama untuknya, sebagai wujud pembayaran hutang janji saya yang sejak awal sudah berniat untuk bisa kasih Asi Eksklusif jika diberi kesempatan memiliki anak setelah kakak salsa. *lap air mata*

Tapi..saya sadar..
Saya hanya manusia biasa yang saat ini memiliki banyak keterbatasan.
Banyak pertimbangan yang sudah kami (saya dan suami) pikirkan matang-matang sebelum mengambil keputusan ini.
Masih banyak tanggung jawab dan momen-momen indah lainnya yang bisa dan pasti akan kami lewatkan selepas masa ini.
Ini HANYA masalah waktu..
Cepat atau lambat kami harus melewati proses ini.

Dear pembaca, para ibu yang mungkin lebih BERUNTUNG bisa menggenapkan pemberian ASI untuk sang buah hatinya, saya ucapkan selamat. Kalian HEBAT! Dan satu hal saya mohon......
Jangan HAKIMI KEPUTUSAN saya :)

((Next : WWL Part. 2 Menghadapi KEGALAUAN Zhafran))

Jumat, 24 Juni 2016

Cerita si Anak Tunggal

Ceritanya sore itu mau menghibur teman yang lagi berduka, setelah kepergian ayahnya beberapa waktu lalu. Alih-alih kita yang menghibur eh malah di kasih kata-kata super buat saya pribadi.

"Lu yg kuat ya yas....bokap nyokap tumpuan sama lo doang...kmrn pas bokap kritis..gw pontang panting dicariin bokap, pihak rs dll...entah kenapa teorinya dg load peredaran yg tinggi gtu seharusnya asma gw kambuh, dan gw tepar...
Tapi Masya Alloh...gw lebih fit dr org2 sekitar gw"

Jleeebbbb..
Bagai ketimpuk batu, ungkapan sahabat saya seperti menampar saya mengingatkan "Someday, mungkin kamu akan di posisi itu lho yas!" Sebagai SATU-SATUNYA TUMPUAN.

Walaupun ada suami, dan anak-anak, tetapi ada tanggungan bakti yang harus saya "bayarkan" kepada mama dan papa, yang tidaklah mungkin bisa saya wakilkan atau bagi kepada suami dan anak-anak saya.

Apakah saya Mampu?
Apakah saya sanggup?
Saya HARUS mampu!
Saya HARUS sanggup!

Mungkin mereka atau kalian yang tidak merasakan menjadi kami "Si Anak Tunggal", hanya bisa melihat sisi "Enaknya". Tidak punya pesaing, segalanya hanya buat saya, bahkan tidak jarang yang paling buat saya terkadang ingin mensolasi mulut orang adalah yang bicara tentang "Yaa warisan kan cuma buat elo Yas!"
Yesss semudah itu orang menilai. Dan terkadang mengkerdilkan effort atau usaha yang susah payah kami (si anak tunggal) perjuangkan sendiri.

Sekali lagi, kami adalah
THE ONE AND ONLY,
SATU-SATUNYA TUMPUAN
HARAPAN PERTAMA dan TERAKHIR
Untuk orang tua kami.
Nilai-nilai budi yang mereka ajarkan, akan menjadi Baik atau malah kami jatuhkan karena keteledoran kami di masa yang akan datang, itu semua menjadi tanggung jawab kami.

Well, mungkin ada segelintir anak tunggal yang begitu menikmati takdirnya dengan hanya bermanja-manja pada apa yang telah di berikan orang tua. Tetapi tidak untuk saya!

Sekali lagi, Anak Tunggal bukanlah Anak Manja. Kami punya tanggung jawab serta beban moral yang begitu besar demi menjaga dan memberikan Bakti yang terbaik untuk orang tua yang telah meletakan SATU-SATUNYA TUMPUAN hidupnya.

Semoga saya bisa menjadi Tumpuan yang terbaik untuk mama dan papa.